Minggu, 23 Mei 2021

How To Elevate My Style?!

Penampilan saya selalu dinilai berantakan, entah kenapa saya nampak ga oke, atau saya ga PD dengan apa yang saya pakai. Kenapa ya?

Mungkin kamu perlu mengikuti beberapa panduan berikut ini buat mendapatkan looks yang lebih sharp dan membuat penampilan kamu naik satu level.

1. Fits is a must
Hal pertama yang saya pelajari ketika mulai membangun waredrobe saya adalah terkait pakaian yang fit di badan. Ingat, fit disini bukan berarti kita harus beli yang slim fit ya! Tapi kita harus membeli pakaian yang ukurannya pas.
Untuk baju, Pastikan panjang lengan, panjang torso, tidak terlalu panjang. Pastikan jahitan di bahu jatuh tepat di pangkal bahu, pastikan kancing tidak saling tarik. 
Untuk celana, pastikan tidak ketat dan nyaman dipakai duduk, pinggang kita masuk, dan ujung celana tidak terlalu panjang.
Memakai pakaian yang fit dengan badan akan membuat kita terlihat lebih profesional. Itulah kenapa banyak fashion vlogger menyarankan buat ke penjahit dan me-readjust pakaian mereka.

2. Pilih bahan yang nyaman
Kalau tadi konteksnya adalah ukuran, maka sekarang adalah bahan. Yap, tujuan utama menggunakan pakaian adalah menutup aurat kita to? Dan sejatinya kita bukan model yang pekerjaannya menggunakan berbagai macam pakaian. Pilih pakaian yang nyaman dipakai. Kalau nyaman pasti, kita seneng pakai-nya, kalau senang, pasti kita pede.
Dulu, saya pernah dibelikan jaket berbahan suade yang sangat tebal. Alasannya karena saya tinggal di daerah dingin saat SMA. Tapi, akhirnya jaket itu ga pernah saya pakai. Karena se dingin-dinginnya tempat saya tinggal, Indonesia tetaplah negara tropis. Jadi ga akan nyaman pakai jaket tebal.

3. Jangan jadi brand berjalan
Ada orang yang dari atas sampai ke bawah, luar sampai ke dalam pakai produk dari brand yang sama. Apakah keren? Jawabannya tentu aja kurang. Kecuali kamu adalah brand ambassador dari sebuah merk, kayaknya kamu ga punya alasan melakukan hal ini. Percaya deh, mix and match beberapa brand jauh lebih baik. Alasannya simpel, karena tiap brand punya power di lini masing-masing. Misal, kalo kaos uniqlo cenderung oke, celana? Saya lebih pilih H&M. Sepatu? Ya tinggal jenisnya, tapi vans aman buat saya.

4. Keep it clean and simple
Pakaian dengan logo (apalagi yang besar banget) bukan opsi yang bagus buat di beli. Kenapa? Karena logo akan membuat pakaian itu jadi punya keterbatasan dalam pemakaian. Begitu juga printed shirt yang kita dapat dari event atau kita beli sebagai souvenir. Item seperti ini tidak timeless. Cuma bisa kita pakai sampai akhir 20an. Hal ini juga berlaku buat sepatu. Di usia 30an, saya masih terlihat cocok memakai sneakers putih polos saya yang siluetnya sederhana. So, keep it clean and simple

5. Pahami konsep monocrome, complementary, dan analogue
Sebenarnya kalau kita punya pakaian yang warnanya earth color tone, kita ga usah bingung tuh tentang 3 konsep diatas. Karena earth color tone sudah pasti mencakup ketiganya. Jadi kita ga usah bingung. Tapi kalau mau agak bereksplorasi pastikan atasan dan bawahan warnanya mokromatis, complementary, atau analogus.
Monokrom artinya sewarna tapi berbeda gradasi. Contoh, kaos abu abu dengan celana hitam. Atau kemeja biru muda dengan celana jeans warna biru gelap.
Komplementer artinya warna pakaian saling melengkapi. Untuk lebih mudahnya kita pakai warna pelangi. Merah, oranye, kuning, hijau, biru, ungu. Warna merah komplementernya adalah hijau. Oranye komplementernya warna biru, kuning komplementernya adalah ungu. Menggunakan warna ini sebagai paduan warna akan sangat oke.
Analogus artinya warna yang senada atau bertetangga. Misal, warna merah dipadukan dengan oranye atau ungu akan lebih masuk daripada merah dengan kuning misal. Atau biru akan lebih masuk dengan hijau dan ungu. Karena warna ini analogus.
Ya cuma daripada pusing pusing, ingat punya pakaian warna dasar hitam, abu, putih, ditambah earth color tone, sudah pasti mencakup semua.

6. Sepatu, ikat pinggang, dan aksesoris lain adalah supporting character
Dalam berpakaian, karakter utamanya adalah atasan dan bawahan. Sementara item lain adalah pelengkap. Jadi jangan diperlakukan terbalik. Banyak orang beli sepatu nike atau adidas mahal yang tag nya ada dimana mana, justru membuat sepatu kelihatan mencolok. Contoh lain, pakai ikat pinggang dengan buckle supermen, ukuran besar, bisa muter lagi, keren kah? Tidak, norak iya. Atau ada lagi yang pake kalung dari rantai pager. Ini mencolok banget. Belum lagi urusan warna. Ada yang punya sepatu warna gold mengkilat misal, ini terlalu mencolok. Kelemahan dari menunjukkan aksesoris secara berlebih adalah membuat perhatian tertuju pada aksesori atau sepatu kita. Akhirnya membuat orang tidak aware dengan penampilan kita secara keselurhan.

7. Do not follow the trend
Yap, trend hanya bertahan sebentar saja. Fokuslah pada timeless item. Fokus pada warna yang tidak akan lekang oleh waktu. Fokus pada model yang sudah dipakai puluhan tahun lalu dan masih dipakai sekarang. Contoh timeles item misalnya converse chuck tylor. Sudah ada sejak seabad lalu dan masih keren dipakai di masa sekarang. Mungkin sekarang orang sedang hype sama chunky shoes, tapi pertanyaanya, apakah setelah umur kita diatas 30an misal, kita masih akan oke pakai chunky shoes?

Selasa, 11 Mei 2021

14 Item Yang Wajib Ada Di Lemari Kalian

Ketika memulai judul Essential Item, ini berarti waktunya buat kita membahas bagian per bagian dari waredrobe item. saya pribadi membedakan pakaian saya menjadi 4 seksi. yakni atasan, bawahan, pakaian dalam, dan aksesoris. saya akan membahas secara detail nantinya untuk masing-masing item, namun demikian di kesempatan ini saya ingin menjelaskan dulu item wajib yang harus ada dalam lemari pakaian seorang pria.

Sebelum saya mulai, list yang ada di bawah tidak dipengaruhi rangking, artinya bukan berarti yang ada di nomor 1 adalah yang paling penting. oke kita mulai!!

1. Kemeja
Hal pertama yang saya bahas adalah kemeja, kenapa? Ya karena kepikiran aja. Hehehehe. Kemeja adalah fashion item yang biasanya digunakan dalam format formal atau casual formal. namun kemeja juga bisa digunakan untuk kondisi yang full casual juga kok (nanti akan saya bahas juga rules agar penampilan kita terlihat oke dan ciamik). Dewasa ini kemeja ditawarkan dengan berbagai macam warna, model, bahan, dan pola. jadi punya beberapa piece kemeja adalah opsi wajib, bahkan sekalipun kamu bukan orang yang bekerja di bidang formal.

2. Kaos
You can name it, kaos polo, henley, tank top, atau bahkan hanya sekedar kaos biasa. Apapun namanya, kaos adalah must have item terutama di negara tropis seperti Indonesia. Kaos biasanya cenderung lebih breathable, artinya membuat penggunanya tidak mudah kegerahan. bahkan beberapa jenis kaos memiliki fitur menyerap keringat. Selain itu, sepertinya pola berpakaian orang Indonesia umumnya adalah pola berpakaian santai dan sangat casual untuk keseharian. Jadi jangan lupakan kaos. oh iya, ingat juga bahwa item ini di Indonesia harganya relatif murah. Hehehe.

3. Outer
Outer memiliki banyak tipe. selain jaket, masih ada blazer, hoodie, sweater, cardigan, atau bahkan sepupunya blazer, yakni jas formal. Sejujurnya kalau kita tinggal di daerah dataran rendah di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, atau Surabaya misalnya, tidak punya outer-pun bukan jadi soal. Karena panas kan daerah kita. Cuma outer bisa jadi penunjang penampilan, misal kaos kita cuma 5 di waredrobe, pakai itu-itu aja kan bosen juga lama-lama, tinggal tambahin outer aja, kita jadi punya penampilan baru. Selain itu untuk biker seperti saya, punya outer akan membantu melindungi kita dari matahari yang panasnya potato-potato. 

4. Celana Panjang
Dari atas turun ke bawah. yap, celana adalah hal penting juga di waredrobe kita. karena apa jadinya seorang pria tanpa celana menempel di badannya? Hehehehe. celana terutama celana panjang adalah hal yang wajib dipunya. saya pribadi celana panjang hanya saya gunakan untuk ke kantor atau acara yang berhubungan dengan pekerjaan. kalau main ke Mall? kalau pergi ke luar kota untuk liburan? ya pakai sepupunya celana panjang lah.

5. Celana Pendek
Sekali lagi, iklim tropis menjadi alasan kenapa orang Indonesia wajib punya celana pendek. yap, sepupu celana panjang ini adalah item yang lebih sering saya gunakan. sehari-hari baik di rumah, ke Mall, jalan-jalan, saya lebih nyaman menggunakan celana pendek. jadi jangan hilangkan celana pendek dari list must have item kamu gaes.

6. Topi
Topi ada bermacam bentuk dan jenis. fungsinya? sama aja. penutup kepala dan pelindung dari panas. saya pribadi hanya punya 1 topi di rumah, itupun jarang dipakai. hehehe. oh iya ini adalah alasan kita wajib punya topi. kalau lagi bangun pagi rambut masih acak-acakan tapi orang tua atau istri udah rewel minta dicariin sarapan, maka tanpa perlu sisiran topi adalah jawabannya. hahahaha ini males banget ya orangnya. tapi topi adalah item yang sangat penting dan membantu mempermanis penampilan.

7. Kacamata Hitam
Saya harus akui sebenarnya kacamata hitam bukanlah item wajib. ini benar benar benar benar aksesoris pelengkap aja. jadi ga perlu ragu untuk mencoret kacamata hitam dari list kalau memang ga butuh. cuma ada beberapa fungsi kacamata hitam yang menurut saya penting. sekali lagi ini berhubungan dengan berkendara. mau pakai motor atau pakai mobil ketika berkendara siang hari kadang suka silau kan? maka peranan kacamata hitam muncul disini. selain itu fungsinya ya hanya sebagai aksesoris pelengkap dan pemanis penampilan. tapi setidaknya punya 1 kacamatta hitam bagus juga kok.

8. Jam Tangan
Item yang satu ini peranannya sudah banyak tergantikan oleh Handphone. Cuma sebagai seorang Watch Enthusiats, saya mendorong teman-teman buat seengaknya punya satu jam tangan. bahkan spesifik jam tangan analog. memang fungsinya hanya menunjukkan waktu, paling pol hari dan tanggal selain jam. cuma faktor pentingnya adalah membuat kita selevel lebih terlihat oke dalam berpenampilan. kesan dewasa dan berkelas akan muncul ketika kita pakai jam tangan.

9. Dasi Hitam
Seperti kacamata hitam, dasi bukanlah item yang urgent-urgent banget buat kita miliki. tapi punya satu dasi hitam akan menyelamatkan kita ketika kita ada di acara penting. seengaknya saat saya wisuda dulu saya diwajibkan pakai kemeja putih dan dasi. ketika foto buat ijasah saya juga pakai kemeja putih dan dasi, dan pekerjaan saya sebagai trainer di salah satu perusahaan membuat saya wajib berpakaian formal, salah satu item wajib yang harus melekat di tubuh saya ya dasi. jadi setidaknya miliki satu saja dasi.

10. Ikat Pinggang Kulit Warna Hitam
Walaupun terkesan ribet dan old school banget, cuma punya ikat pinggang kulit adalah hal wajib. ikat pinggang adalah penunjang penampilan, di negara kita sendiri Ikat Pinggang juga jadi salah satu penanda terkait kerapihan dan kedisiplinan. Yap, saya pernah diingatkan ketika saya lupa menggunakan ikat pinggang, saya terlihat kurang formal dalam berpenampilan. Setidaknya itu komentar manager saya dulu saat saya masih awal-awal bekerja. Terutama ketika kita masih menggunakan format pakaian formal atau caual formal di kantor, maka punya ikat pinggang kulit dengan warna hitam adalah hal penting.

11. Sepatu
Turun ke bawah lagi, maka kita akan menemui alas kaki. yang pertama akan saya bahas adalah sepatu. dulu saya hanya menggunakan sepatu untuk ke kantor atau ketika ada urusan kerja dari kantor. selebihnya saya menggunakan sandal. tapi sekarang berbeda. sandal saya gunakan hanya ketika ada di rumah. pergi ke mall? walaupun pakai celana pendek, saya sekarang menggunakan sneakers saya, ke kantor? jelas pakai sepatu pantoefel. acara lain? sebisa mungkin saya menggunakan sepatu. bukan hanya terlihat formal, tapi juga menambah keren penampilan kita. pakai celana panjang atau pendek, sepatu akan membuat penampilan jadi lebih ciamik.

12. Sandal
Yap, sekalipun sekarang sepatu adalah alas kaki yang lebih sering saya gunakan, cuma jangan lupa bahwa sendal adalah bagian penting dalam budaya berpakaian orang Indonesia. mau itu selop, sandal jepit, atau sepatu sendal (saya masukkan ke seksi sendal, karena semua alas kaki yang masih menampilkan sebagian besar bagian kaki adalah sendal bagi saya), item satu ini akan membuat kita nyaman dan membuat kaki lebih "bebas bernafas". cuma, sendal tidak dapat digunakan dalam situasi formal ya gaes. mulai sekarang hindari ke acara formal pakai sepatu sendal!

13. Kaos Kaki
Kalau sudah punya banyak sepatu ya harus sedia kaos kaki. kaos kaki akan menyerap keringat di kaki sehingga menghidarkan kaki dan sepatu kita dari bau. selain itu keringat di kaki berpotensi memunculkan bakteri dan jamur. maka kalau pakai alas kaki tertutup usahakan gunakan kaos kaki. walaupun hal ini tidak pernah saya jumpai di Indonesia, tapi jangan sekali-kali menggunakan kaos kaki untuk alas kaki terbuka seperti sendal atau sepatu sendal, sebab selain salah juga menurut saya agak ga enak diliat aja.

14. Pakaian Dalam
item penting terakhir yang ada di list kali ini adalah pakaian dalam. baik kaos dalam maupun celana dalam. ga perlu di mention kan ya apa aja fungsi dari menggunakan pakaian dalam? hehehehe. intinya adalah item ini (walaupun ga terlihat) punya peranan penting dalam menjaga penampilan dan kenyamanan baik kita maupun orang lain.

yap, itu tadi gaes 14 item yang sekarang sudah mulai harus kalian buat check listnya. item mana yang masih belum ada, item mana yang ga ada di list tapi kita punya. checklist akan membantu kita untuk menentukan mana yang perlu dibeli, dipertahankan, dijual, didonasikan, atau bahkan disingkirkan. oke, gitu dulu aja, sampai jumpa di konten berikutnya!!

Senin, 10 Mei 2021

Essential Item

Di era modern seperti sekarang pakaian kita menjadi memiliki banyak jenis dan model. Muncul berbagai merek dagang yang masing-masing mengeluarkan lini pakaian dengan beragam varian item. Kita sebagai konsumen masih juga harus dipusingkan dengan range harga yang variatif, serta ragam bahan dan warna yang di tawarkan. 

Kita bisa membeli item yang sama, celana jeans misalnya, kita bisa mendapat mulai dari harga murah hingga harga yang membuat mata melotot dan menelan ludah juga ada. mulai dari warna yang netral dan umum seperti biru, hingga warna yang bahkan namanya baru pertama kali kita ketahui ketika membaca tagnya juga kalau mau cari pasti ada. semuanya ada pokoknya. 

Tidak jarang saking banyaknya pilihan item pakaian, kita sebagai konsumen-lah yang justru stress. Selain dipusingkan karena masing-masing produsen bikin produk yang mirip dengan kualitas so-so antar satu merk dengan merk lain, tidak jarang juga pusingnya karena menentukan pilihan model, warna, dan bahan di merk yang sama. Makin modern dan mudah semuanya makin ribet kan?

Lantas, sebagai seorang yang mulai belajar minimalis apa yang harus saya pilih?

Tentu saja untuk menjawab pertanyaan ini, hal pertama yang harus kita sadari adalah utamakan kenyamanan, kualitas, dan seberapa lama produk itu bisa dipakai. kalau harganya mahal, namun hanya jadi barang musiman, sepertinya kita perlu berpikir ulang sebelum membeli. Mengenal kualitas juga penting, mungkin harganya akan lebih mahal tapi ketika bisa dipakai lebih lama dengan frekuensi pemakaian sama, bukankan harga per pemakaiannya jadi jauh lebih murah? Contohnya, saya pernah membeli sepatu dengan harga 200an ribu yang hanya bisa dipakai dalam jangka waktu setahuanan, sementara sepatu yang harganya 3 kali lipat bisa bertahan 3 bahkan hingga 5 tahun dengan frekuensi pemakaian sama.

Apakah saya tidak punya "pilihan" sama sekali, maksudnya, apakah saya hanya bisa pakai pakaian yang itu-itu saja modelnya?

Jawabannya tentu saja tidak. walaupun untuk mendapatkan timeless item kita harus mengesampingkan trend, bukan berarti pilihannya menjadi terbatas atau tidak ada sama sekali. saya juga bingung awalnya mengenai item apa saja yang bisa kita pertahankan dan "singkirkan". Namun, ketika kita memiliki list item yang kita perlukan, kita cukup fokus kepada list tersebut dan tidak perlu membeli item yang lain. secara umum saya membagi item menjadi 4 seksi besar.

pertama adalah atasan. yang termasuk atasan adalah kaos, kemeja, dan jaket. Kedua tentu saja bawahan. termasuk disini adalah celana baik panjang maupun pendek. Ketiga adalah pakaian dalam. Yap, bahkan untuk celana dan baju dalam kita perlu memperhitungkan dan menentukan modelnya. termasuk dalam seksi ketiga ini adalah kaos kaki. terakhir adalah aksesoris dan pelengkap. kacamata, topi, sepatu termasuk dalam seksi ini. Percayalah, setelah memiliki list kita akan menjadi lebih fokus dalam membeli barang dan tidak mudah tergiur diskon atau tergiur untuk membeli item lain atau mempertahankan item yang sebenarnya tidak kita perlu-perluin banget.

Nah, atasan, bawahan, aksesoris, punya ragamnya sendiri-sendiri. nanti kita akan bahas di konten-konten lain.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di konten berikutnya!! 


Minggu, 09 Mei 2021

Motif Pakaian

Pakaian kita akan terlihat variatif dengan memiliki beberapa warna di lemari. Tapi ada cara lain yang bisa kita pakai untuk mensiasati variasi pakaian kita yang terbatas. Yap, dengan menggunakan pola.

Semakin bertambahnya umur kita pasti akan ada pakaian yang bergambar atau memiliki logo yang tidak pas lagi kita pakai. Maka dari itu saya tidak menyarankan kita menyimpan pakaian dengan cetakan gambar atau yang punya logo besar. Usahakan pakaian kita bersih dari itu. Saya lebih menyarankan menggunakan pakaian berpola. Oh iya, sekalipun tidak tabu punya bawahan yang ber motif, saya sangat menyarankan agar memiliki bawahan polos saja. Cukup atasan saja yang punya motif. Hal ini agar kita bisa mengenakan bawahan di usia apapun.

3 motif yang saya sarankan adalah motif polkadot, pinstripe, dan windowpane. Ingat, spesifik 3 motif yang tadi saya sebut. Itupun harus juga memenuhi satu syarat lagi, yakni pilihlah yang pola patternya kecil atau slim. Garis berbobot atau dot yang lebar akan membuat pakaian jadi terbatas penggunaannya.

Dimana kita bisa mengaplikasikan ketiga motif ini? Saran terbaik saya, tiga pola ini dapat diaplikasikan untuk kemeja dan kaos. Khusus polkadot bisa juga pada kaos polo kita. Berikut adalah trio motif yang paling aman menurut saya. Usahakan untuk memilih tepat seperti pola berikut.
pola polkadot seperti ini akan sangat aman diaplikasikan pada kaos, kemeja, atau polo. Pastikan penggunaan satu warna saja. Contoh kemeja putih dot hitam atau navy. Terlalu banyak akan memabuat kemeja atau kaos jadi terbatas penggunaannya.

garis tipis vertikal seperti gambar diatas adalah pola pinstripe. Saya pribadi menyukai kemeja warna biru langit dengan strip putih. Untuk kaos, kaos putih dengan strip merah marun dan biru navy selang seling memberikan kesan fresh dibanding warna polos. yap, satu warna saja atau maksimal dua warna.

terakhir adalah windowspane. Pola kotak kotak polos seperti ini membuat kemeja atau kaos kita lebih fresh. Pola warna garis seperti pada pinstripe. Satu warna atau maksimal 2 warna.

Pola lain yang juga bisa dijadikan alternatif adalah pola rumpun kotak-kotak lain. Ketiganya adalah
Gingham
Ciri dari gingham adalah memadukan beberapa warna garis secara vertikal dan horizontal. Tabrakan warna akan memberikan aksen warna baru.

Madras
biasanya pola seperti ini ada di sarung. Hehe. Pola ini memadukan dua atau tiga warna. Cuma ukuran garis horizontal dan vertikal berbeda dan tidak beraturan.

Tartan
prinsipnya sama seperti madras, cuma lihat garis horizontal dan vertikal lebih beraturan. Tambahan lagi ada pola windowspane yang memperkaya pola.

Pada pola gingham, selama warna ya dipadukan 2 warna saja dan kotak yang dihasilkan kecil kecil, maka saya rasa masih cocok untuk kemeja oxford. Diluar itu saya hanya menyarankan menggunakan pola ini pada kemeja flanel.

Sebagai orang indonesia, batik menjadi salah satu must have item di lemari pakaian. Selain karena aspek warisan budaya, batik juga merupakan pakaian dengan "trah" tertinggi di Indonesia khususnya.

Sebenarnya banyak pola batik dari sabang sampai merauke. Namun tentu saja batik lebih identik dengan jawa khususnya jawa tengah dan yogyakarta. Menariknya tiap pola batik memiliki makna tertentu sehingga ada batik tertentu yang hanya bole dipakai ke acara nikahan, acara formal, dan untuk menghadiri kedukaan.

Memang makna seperti ini sudah bergeser. Hanya saja tidak ada salahnya kita mempelajari sedikit agar tidak "salah kostum" nantinya. Saya punya dua pola favorit karena keduanya cukup aman dan dapat digunakan di berbagai situasi. Setidaknya itu pendapat saya dulu.

Pola parang
pola ini adalah pola paling umum dan mudah ditemui. Hanya saja jangan salah ternyata pola ini tidak boleh dipakai di acara nikahan. Pakai pola ini pada agenda formal kalian ya gaes, seperti meeting atau presentasi misal.

Pola kawung
pola ini justru lebih aman untuk dipakai di berbagai situasi. 

Sekarang bahkan sudah ngetrend pola yang lebih modern, seperti pola parang dan kawung yang dipadukan. Namun apapun pilihannya pastikan tidak menggunakan pola soblok di agenda penting atau pernikahan. Sebab pola itu dipakai untuk acara kedukaan.

Terakhir saya juga suka bermain dengan floral pattern atau leaf pattern. Pola ini hanya cocok untuk kaos dan kemeja cuban collar. Bila ingin mencoba pola ini, pastikan warna dasar kaos atau cuban collar shirt putih dan warna daun atau bunganya blok antara navy atau olive. Kira kira seperti ini polanya.
Karena kebetulan negara kita adalah negara tropis dan punya garis pantai yang panjang, pola ini cocok sekali buat dipakai di indonesia.

Oke, itu aja pembahasan soal pola. Setelah ini kita harusnya sudah bisa membahan essential item. Woke, sampai jumpa di episode berikutnya!

Sabtu, 08 Mei 2021

Neutral Color Tone

Beberapa orang yang memulai pola hidup minimalis memilih menggunakan pakaian dengan tone monokromatik. Biasanya pakaian yang berwarna putih, hitam, dan abu-abu lah yg dipilih.

Namun demikian bagi kebanyakan orang warna itu terlaku kaku dan membosankan. Walaupun faktanya orang lain tidak akan aware dan akan mengganggap padu padan ketiga warna cocok dan oke oke saja. Intinya sebenarnya warna monokrom hitam, abu, dan putih saja sebenarnya sudah oke.

Tapi..
Kalau kita termasuk orang tipe kedua, apakah artinya kita ga bisa jadi minimalis? Apakah minimalis selalu identik dengan hitam, abu, dan putih? Tentu saja jawabannya tidak. Kita tetap bisa mengeksplor warna.

Hanya saja..
Kita harus memastikan warna pakaian yang kita punya versatile dan long last. Apa artinya? Artinya warna pakaian harus interchange, bisa masuk atasan apapun dengan bawahan manapun. Artinya juga warna atau pattern pakaian tidak terpengaruh trend atau usia dari si pengguna. Contoh, kaos dengan sablonan SMA atau Universitas kamu, biasanya hanya bisa dipakai sampai usia 25an aja. Diatas itu agak aneh ga sih? Contoh lain, ketika beli atau mendapat kaos merchandise untuk event tertentu, seperti kaos partai yang memampangkan muka calon anggota dewan contoh ekstrimnya, hanya bisa dipakai saat event itu saja. Diluar event sepertinya agak aneh ya?

Nah, jadi syarat dan ketentuan sudah diketahui, maka langkah pertama sebelum memilih warna adalah memastikan kaos kita polos atau minim logo. Kalaupun pakai kaos sablonan, pastikan gambar atau tulisannya tidak mencakup kegiatan atau organisasi apapun. Ini penting untuk memastikan versatilitas dan long lastingnya sebuah item.

Nah, sekarang pilihan warna. Warna apa yang bisa kita pilih untuk mengekspand waredrobe kita?

Warna paling recomend ya jelas hitam, abu, putih. Apapun jenisnya, mau kaos, celana, kemeja, jaket, sepatu, ketika warna yg dipilih hitam, atau abu, atau putih pasti saling masuk. Coba perhatikan color wheel berikut
Warna putih hingga hitam adalah no brainer couple. Artinya selama punya atasan, bawahan, outer, dan sepatu dengan warna ini, kamu ga perlu cemas mau pakai apa dipadankan dengan apa.

Selain trio monokrom tadi, saya merekomendasikan earth color tone. Apa itu earth color tone? Lihat beberapa gambar berikut.

Dapat idenya?
Yap earth color tone adalah warna alam. Kenapa warna alam? Pertama karena warna ini paling nyaman diterima mata kita. Mata manusia terbiasa melihat warna alam, sehingga warna warna ini akan cenderung long last. Kedua, karena warna alam sangat versatile. Saya tidak pernah terlihat aneh ketika celana warna khaki atau krem dipadukan dengan kaos warna hijau atau biru atau bahkan coklat tua. Jadi dengan 3-4 item saja kita sudah punya beberapa kombinasi yang bagus dan saling masuk. Ketiga kemudahan untuk mendapatkan item dengan warna ini. Jadi selain bisa mengekspansi pilihan warna, kita tetap bisa menjaga item yang kita miliki terbatas. Karena warna apapun masuk masuk aja.

Banyak earth color tone yang bisa kita pilih. Cuma kalau boleh menyarankan, saya memilih 3 rumpun warna ini

Army green dan olive green
Hijau menjadi warna pilihan pertama. Ada banyak ragam warna hijau. Tapi yang jadi favorit saya dua warna hijau, pertama hijau tua atau army green dan olive green yang agak kecoklatan. Warna daun, rumput, hutan, atau pepohonan biasanya punya tone ini

dark green atau army green

olive green, salah satu warna ciamik buat celana chinos

Indigo, navy blue, dan sky blue
Rumpun kedua berasal dari keluarga biru. Yap biru adalah warna yang paling familiar di mata kita sebab warna laut dan warna warna langit punya tone biru. Diantara semua jenis biru, ada tiga warna biru yang menurut saya paling aman buat jadi atasan dan mungkin bawahan. Yakni indigo atau biru tua, navy, dan sky blue.
indigo atau dark blue, biasanya ada di warna jeans.

navy blue cocok buat kaos, kalau bosan dengan hitam atau abu abu.

sky blue, kemeja dengan warna ini bisa jadi alternatif dari kemeja putih.

Dark brown, khakis, beige, ivory white
Rumpun terakhir yang saya rekomendasikan berasal dari keluarga coklat. Warna yang aman dimainkan dengan dua warna sebelumnya. Saya sendiri lebih condong mengarahkan warna warna rumpun coklat sebagai warna celana saya.
kalau pakai batik, selain hitam, warna coklat tua juga cocok jadi celana
ini warna chinos yang paling basic, warna khaki
agak 11-12 dengan khaki, ini adalah warna beige.
dan daripada jeans warna putih, warna gading menurut saya jauh lebih oke

Selain tiga rumpun yang paling recomend tadi, saya juga menyarankan satu warna lagi. Dua warna terakhir bukan opsi utama, sebab tidak se-versatile tiga rumpun sebelumnya. Hanya saja bisa jadi opsi tambahan buat atasan. Warna yang saya maksud secara spesifik adalah
burgundy. Warna ini seringkali disebut merah marun. Walaupun sebenarnya burgundy lebih punya tone yang terang daripada marun. Cocok sebagai alternatif warna selain warna lain.

Warna diluar warna diatas akan cenderung sulit jika dipadukan antar warna. Artinya kita perlu membeli warna padannya agar bisa dipakai. Selain itu warna lain juga tidak dapat dipakai sepanjang waktu, namun di masa apapun, musim apapun, usia apapun, kita dapat menggunakan warna warna yang tadi saya rekomendasikan.

Oke segitu dulu pembahasan soal warna, semoga dapat memberi inspirasi agar kita tetap jadi minimalis tapi tetap colorfull.

Jumat, 07 Mei 2021

Tips Menakar Jumlah Item

Konsep dari gaya hidup minimalis adalah punya item dengan jumlah terbatas, tapi item yang kita punya semuanya fungsional atau dengan kata lain pasti terpakai. Berangkat dari ide ini kemudian saya coba cari referensi. Akhirnya saya bertemu dengan istilah minimal waredrobe. Oh iya, fyi nih gaes, saya belum menerapkan gaya hidup minimalis ke semua aspek karena satu dan lain hal. Jadi saya memulai dari pakaian.

Oke, kembali ke capsule waredrobe. Prinsipnya kita punya baju jumlahnya terbatas tapi terukur. Artinya ada jumlah tertentu yg harus kita punya. Dan item yg dimiliki adalah item yg interchange, jadi tidak perlu pusing memikirkan atasan ini cocok dengan bawahan mana atau saya pakai sepatu formal atau kasual. Karena semua masyook.

Untuk versi "sangar"nya ada yang mengklaim hanya punya 25 item di lemarinya. 25 itu sudah termasuk aksesoris dan sepatu. Jadi bukan cuma atasan dan bawahan. Nah disini saya kadang mikir, gimana caranya cuma punya 3-4 celana misalnya buat dipake sebulan. Apakah 1 celana dipake berminggu dan ga dicuci? Atau setiap hari mencuci baju? Bukankah jadinya ga minimalis tapi malah jadi bottle neck di sisi penggunaan daya listrik dan detergen? Bukankah ini tidak sehat buat lingkungan?

Oh iya sebelum lanjut pada kesimpulan yang akhirnya saya dapat, saya harus mengingatkan dulu. Bahwa mimimalis bukan lomba memiliki sedikit item dimana orang yang paling sedikit barangnya adalah juara. Bukan. Tapi minimalis ada pola hidup dimana kita punya barang terbatas tapi ber daya guna. Semua barang menyokong personaliti kita, nyaman buat kita. dan dampaknya, pasti terpakai. Batasannya ini bisa sangat personal. Ada orang yang cukup dengan 30an item, ada yang masih punya 100an item, tapi semua terpakai.

Sadari juga bahwa minimalis adalah proses. Kita tidak bisa ujug-ujug sortir item kita dari 100 misal jadi 30. Ya secara teknis bisa, tapi secara psikologis? Habit kita belum terbentuk to? Karena itu banyak yg gagal. Sebab setelah item hilang, nit buat beli barang baru. Sia-sialah proses decluttering. Jadi pelan pelan saja, beproses lah.

Oke, kembali ke pergumulan saya tadi. 30 item bahkan sampai sekarang tidak masuk akal buat saya. Hingga saya menemukan gagasan yang bisa jadi patokan saya buat menentukan berapa banyak saya seharusnya punya item. 

Patokan yang paling mudah adalah berapa lama siklus laundry saya.
Saya contohnya memasukkan baju ke laundry setiap 4-5 hari. Karena pihak laundry mengantar balik setiap 4-5 hari. Katakanlah 5 hari, maka saya harus punya buffer sebanyak minimal 2x hari siklus. Atau dengan kata lain 10 item. Misal saya pakai kaos di hari senin sampai jumat, dan di hari jumat saya melaundry baju, maka saya harus punya 10 kaos minimal. 5 kaos di laundry, 5 kaos dipakai.

Patokan kedua adalah menentukan daily activity kita.
Saya ambil contoh daily outfit saya. Di kantor saya boleh pakai casual outfit. Dimana kami boleh pakai jeans dan sneakers tiap hari. Namun kami juga diwajibkan punya formal outfit untuk meeting dan acara formal kantor. Sehari hari saya senang menggunakan kaos dan celana pendek. Ketika keluar pun saya prefer pakai sandal. Nah, ini membantu kita menentukan item mana yang bertahan atau tidak.

Di waredrobe saya saat ini terdiri dari 10 kaos, 14 kemeja, 3 jaket, 3 celana formal, 3 chinos, 2 jeans, 2 celana joger, 2 celana pendek chinos, dan 4 celana pendek biasa. Untuk kemeja, saya sedang memikirkan untuk mengurangi lagi jumlahnya. Karena sekarang saya sering wfh dan ada yang kemeja yang kekecilan sehingga beberapa jadi jarang dan bahkan tidak pernah terpakai.

Untuk yang bertanya kenapa celana saya lebih sedikit dari kaos, itu karena saya mengganti celana 2 hari sekali. Sementara kaos saya ganti tiap hari.

Oke, cukup buat episode kali ini. Semoga memberikan patokan buat kalian dalam memulai mensortir item dan memastikan kita punya jumlah yang tepat.


Kamis, 06 Mei 2021

Indonesia dan Minimalis

Tadinya saya berniat membahas langsung soal gimana saya mengelola baju. Tapi saya tergelitik buat membahas ini dulu sebagai extend sosialisasi soal minimalis. Saya pribadi merasa bahwa kita beruntung sebagai orang indonesia. Sebab seharusnya banyak aspek yang mendukung kita yang mau belajar menerapkan pola minimalis.

Pertama Budaya, khususnya jawa.
Ya, ini agak bias sih, sebab saya bukan ahli budaya dan menulis ini berdasar pada pengalaman saya yang lahir dan besar dalam kultur jawa. Pada umumnya prinsip hidup cukup, tidak bermewah-mewahan dan mensyukuri apa yang dimiliki menjadi salah satu core budaya jawa. Bahkan salah satu kutipan yang saya tahu adalah sugih tanpo artha. Bahkan keluarga saya ada semacam anekdot, enak itu jadi orang pas pasan. Pas butuh pas dikasih. Haha. Anyway, sejauh yang saya pelajari, saya tidak dibiasakan punya sesuatu berlebih. Kalau mau lebih ya usaha, entah ga jajan, entah nabung, entah kerja.

Kedua iklim di negara kita
Nah mulai yang kedua nih sudah menjurus ke pakaian. Hehe. Jadi karena kita tinggal di iklim tropis, maka kabar baiknya kita merasakan summer sepanjang tahun, malah summer bersahabat. Karena suhu panas dan dingin yang ga terlalu extrim membuat kita ga perlu mikirin baju buat winter lah, fall lah, jaket bulu lah, kaos tipis lah, pokoknya jadi praktis. Atasan kaos, celana jeans, dan sepatu canvas bisa kita pakai sepanjang tahun.

Dress code orang indonesia
Ga seperti negara lain yang ultimate dress code nya adalah setelan jas, Indonesia cukup dengan atasan batik, celana bahan, sepatu pantoefel. Ya, sesimpel itu. Kita ga perlu jas sama sekali. Bahkan saya baru punya jas ya saat nikah. Jadi memang sesimpel itu jadi minimalis di negara kita.

Udah ah gitu dulu aja, gak nanti campur aduk sama yang lain. Anyway, see you on the next content gaes!

Rabu, 05 Mei 2021

Minimalis Maksimal

ApĂ an sih, minimalis maksimal? Maksudnya minimalis abis ya?
Hehehe.. tenang-tenang.. bukan itu..
Seperti saya mention di tulisan sebelumnya, saya lagi tertarik banget sama konsep mininalis. Memang saya belum berani bilang saya adalah penggiat gaya hidup ini, tapi saya berusaha menerapkan beberapa ide gaya hidup ini di khususnya terkait pakaian. Sebelum sampai ke sana saya mau cerita soal gaya hidup minimalis dulu.

Apa sih gaya hiduo minimalis itu?
Prinsipnya sebenernya sangat sederhana. Bahwa kita hidup dengan jumlah barang yang sangat terbatas. Kita hanya memiliki barang yang menunjang hidup dan nyaman kita gunakan saja.

Menariknya banyak orang yang menjalani pola hidup ini justru merasa hidupnya jauh lebih positif. Mereka trhindar dari stress berlebih dan punya waktu luang lebih banyak untuk melakukan aktivitas dan hal yang mereka sukai. Dengan kata lain jadi lebih produktif.

Kok bisa??
Sebenernya make sense sih. Saya ambil contoh anak saya. Sama oma-nya, anak saya dimanjakan dengan berbagai macam mainan. Sampai-sampai ada mainan yang sama dimiliki anak saya. Ketika memainkan mainannya, anak saya yang bosenan pasti tergelitik buat ganti mainan, begitu seterusnya. Tau tau lantai ruang tengah jadi penuh sama mainan, dan tebak? Yap, kita harus meluangkan waktu untuk beresin mainan. Itu baru mainan. Coba pakaian, makin banyak kita punya makin habis waktu kita buat memilih mana yang mau dipakai, membersihkan, membereskan, dll.

Itu baru dari sisi waktu. Dari sisi ruang, makin banyak barang artinya makin banyak tempat dibutuhkan. Makin banyak tempat, makin sumpek rumah kita. Makin sumpek, makin kita merasa pengap, jengah, pusing. Jadi make sense kan?

Lalu bagaimana caranya memulai pola hidup ini?
Simple. Caranya adalah dengan melakukan eliminasi barang atau istilah yang biasa dipakai adalah decluttering. Mekanismenya sederhana.
1. Kumpulkan semua barang yang kita miliki kemudian siapkan 3 wadah. Wadah pertama adalah wadah keep, wadah kedua adalah wadah sell/donate, dan wadah terakhir adalah wadah discard. Oh iya, wadah disini ga harus beli ya.
2. Ambil satu per satu barang. Kemudian moment of truth disiji. Kalau saya pribadi, saya akan menanyai diri saya 3 pertanyaan, yakni; Apakah barang ini berfungsi bagi saya,  Apalah saya nyaman menggunakannya, Apakah saya pede ketika pakai barang ini. Ketika 3 pertanyaan ini saya jawab dengan ya, maka saya masukkan ke wadah simpan. Jika ada keraguan saya pilih masukkan ke wadah sell/donate atau wadah discard tergantung kondisi barang tersebut. Oh iya, salah satu indikasi sebuah barang ga kita terlalu kepake buat kita adalah kalau dalam 60 hari aja kita ga pegang tu barang.
3. Perlakukan barang sesuai wadahnya. Buat barang yang kita keep ya kita pakai sehari hari. Buat yang sell/donate ya dijual atau sumbangkan. Buat yang discard ya buang.

Dampaknya apa?
Disclaimer sebelumnya, saya hanya coba melakukan decluttering hanya pada baju. Dampak yang jelas saya rasakan tentu saja jumlah barang berkurang. Dan ada space berlebih. Dulu satu lemari 4 susun penuh hanya untuk pakaian saya saja. Sekarang lemari dua pintu cukup untuk seluruh pakaian sekeluarga, beberapa selimut, sprei, dan handuk. Itupun masih ada space lowong.

Dampak kedua, saya nyanan dengan apa yang saya pakai dan pede dengan yang saya pakai. Dan karena saya memilih earth tone pallet (pastikan baca ulasan khusus soal ini), semua baju saya interchanging. Atasan apapun masuk ke bawahan manapun. Hal ini membuat saya secara psikologis menjadi makin sehat.

Ketiga, saya ga stres cari-cari baju. Dengan mudah saya mengontrol flow barang saya. Saya tau baju apa yang sedang di laundry, dan ketika ada barang hilang atau nembah dar laundry, saya dengan mudah recognize barang itu. Jadi ga kayak dulu waktu saya pernah eyel-eyelan sama tukang laundry terkait baju yang balik. Saya juga ga ngeh baju saya apa aja dan apakah baju tersebut beneran masuk laundry dan hilang atau ada di satu tempat di rumah saya.

Oh iya, fyi gaes..
Secara psikologis kita cuma menggunakan sesuatu yang nyaman kita pakai dan percaya atau ga kita akan selalu mengulang pola yang sama. Jadi ga heran kan ada baju yang dalam sebulan bisa kita pakai sampai 5 kali, tapi ada yang kita pake 1x setaun juga belum tentu.

Yap..
Itu dulu aja soal minimalis. Pertanyaan yang belum kejawan adalah bagaimana jadi minimalis yang maksimal? Nah masalah maksimal ini kita akan jawab lewat konten-konten lainnya ya. Sip ya..

See you gaes!!

Halo Lagi..

Aplikasi blogspot pasti selalu saya download tiap kali ganti handphone. Tapi entah kenapa saya tidak pernah tertarik buat menulis. Ada sih ide, cuma ya sekedar datang dan pergi. Entah karena era nge-blog udah ga in lagi atau karena memang males aja? Haha. Intinya tulisan saya terakhir dibuat tahun 2014, itu aja cuma draft.

Apa yang saya tulis dulu? Apa yang mau saya buat sekarang? Dulu saya menulis hal yang mau saya tulis. Ga ada konsep jelas di blog lama saya. Pokoknya ada ide apa, tulis disitu. Beberapa cukup oke, beberapa cukup.. ah sudahlah ya. Hahahaha.

Sekarang? Saya mau lebih terkonsep. Belakangan saya suka dengan ide menjadi minimalis. Walaupun belum menjadi penggiat gaya hidup minimalis, tapi saya coba menuangkan beberapa gagasan minimalis di beberapa aspek hidup saya. Selain minimalis saya juga lagi suka sama channel youtube yang ngebahas soal fashion dan gaya berpenampilan. Saya juga lagi suka banget ngeliat orang yang mulai menerapkan konsep capsule waredrobe.

Jadi..
Kayaknya saya mai berbagi soal ini aja kali ya. Siapa tau ke-gatel-an saya buat bikin konten terobato dan bisa konsisten. Setelah cuma 11 episode bikin podcast dan tidak pernah pede bikin konten youtube, sepertinya blog jadi salah satu cara melampiaskan keinginan terpendam. Yah, sekalian nostalgia dengan cara lama..

Okay.. sementara itu dulu kali ya. Doakan saya bisa konsisten, dan langsung aja cek konten pertama saya yang harusnya saya tulis persis setelah ini.. hehe.